google-site-verification=2q_KBZpF8C0ic4N_toPCRPuAs3EpsNnA2rNYS1RC8Z0 User-agent: * Crawl-delay: 5 # Sets 5-second delay between requests Masa Depan Dunia Kerja: Remote, Hybrid, atau Sesuatu yang Baru? | Baca Berita Artikel disini aja -->

Type something and hit enter

On
advertise here

Sejak terjadinya pandemi COVID-19 pada tahun 2020, cara orang bekerja di seluruh dunia mengalami perubahan yang sangat besar. Dahulu, bekerja seringkali berarti tiba di kantor pada pukul 9 pagi dan pulang pukul 5 sore. Namun, saat ini, pemahaman tersebut mulai tampak ketinggalan zaman. Pekerjaan jarak jauh, model hybrid, dan bentuk baru lainnya kini menjadi topik yang dibahas secara serius di lingkungan perusahaan-perusahaan internasional.

Masa Depan Dunia Kerja: Remote

Berdasarkan laporan yang diterbitkan oleh McKinsey and Company (2022), lebih dari 58% pekerja di seluruh dunia sekarang memiliki kemungkinan untuk bekerja dari rumah setidaknya satu hari dalam seminggu. Fakta ini menunjukkan bahwa masa depan dunia kerja tidak hanya berfokus pada "kantor fisik", tetapi juga pada aspek fleksibilitas.


Menurut bacaberitaartikeldisiniaja, fenomena ini tidak hanya berkaitan dengan efisiensi, tetapi juga mencerminkan perubahan budaya kerja yang lebih menekankan keseimbangan kehidupan, pemanfaatan teknologi kerja sama, serta rasa saling percaya antara perusahaan dan karyawan.Bekerja dari Jarak Jauh: Kebebasan dengan Tantangan yang Berbeda.


Mengapa Pekerjaan Jarak Jauh Semakin Populer?

Pekerjaan jarak jauh memberikan keluwesan: pegawai dapat menentukan tempat kerja, mengurangi waktu perjalanan, serta menghemat pengeluaran untuk transportasi.

Jam kerja lebih dapat disesuaikan.

Akses terhadap bakat internasional

Menyusutkan pengeluaran untuk operasi kantor.


Berdasarkan studi dari Harvard Business Review (2023), perusahaan yang menerapkan model kerja jarak jauh sepenuhnya dapat mengurangi biaya operasionalnya rata-rata hingga 20%.


Namun, bekerja dari jarak jauh juga memiliki beberapa tantangan: perasaan terasing secara sosial, kurangnya kolaborasi yang terjadi secara tiba-tiba, serta kesulitan dalam menjaga pemisahan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.


Teknologi yang Mendukung Pekerjaan Jarak Jauh

Slack dan Microsoft Teams → kerja sama secara langsung

Zoom dan Google Meet → pertemuan daring

Notion, Asana, Trello → pengelolaan proyek

VPN dan Keamanan Cloud → perlindungan informasi perusahaan


Berdasarkan bacaberitaartikeldisiniaja, masa depan pekerjaan jarak jauh akan semakin didukung oleh teknologi kecerdasan buatan—mulai dari pertemuan virtual tiga dimensi hingga asisten pintar yang dapat meningkatkan efisiensi kerja.


Apa yang Dimaksud dengan Kerja Hybrid?

Pekerjaan hibrida adalah perpaduan antara bekerja di kantor dan bekerja dari rumah. Banyak perusahaan besar seperti Google, Microsoft, dan Meta saat ini mengadopsi model hibrida dengan rata-rata 2–3 hari kerja di kantor setiap minggu.


Berdasarkan laporan Gartner (2023), 82% organisasi di seluruh dunia mengungkapkan bahwa kerja hibrida merupakan model kerja jangka panjang yang akan mereka teruskan.


Keunggulan Kerja Hybrid Work

1. Menjaga hubungan sosial di antara para karyawan.

2. Tetap menjaga fleksibilitas.

3. Meningkatkan kepatuhan karyawan.

4. Tantangan Kerja Hybrid

5, Mengatur waktu kehadiran dapat menjadi hal yang membingungkan.

6, Potensi perbedaan antara pekerja di lokasi dan pekerja jarak jauh

7. Biaya operasional kantor tetap ada.


Tantangan Pekerjaan Hybrid

Menentukan waktu kehadiran dapat menjadi hal yang membingungkan.

Potensi perbedaan antara pekerja yang bekerja di lokasi dan yang bekerja dari jauh.

Biaya operasional kantor tetap harus ada. Lebih dari Remote dan Hybrid: Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?


1. Nomad Digital

Konsep bekerja saat bepergian (digital nomad) semakin mendapat perhatian. Kota-kota seperti Bali, Lisbon, dan Chiang Mai menjadi pilihan utama bagi para pekerja digital.
Berdasarkan informasi dari Nomad List (2024), jumlah digital nomad di seluruh dunia mengalami peningkatan sebesar 37% jika dibandingkan dengan tahun 2021.


2. Minggu Kerja Empat Hari

Beberapa perusahaan di Inggris, Jepang, dan Selandia Baru telah melakukan percobaan sistem kerja selama empat hari. Sebagai hasilnya, produktivitas mengalami peningkatan dan tingkat stres mengalami penurunan.

Berdasarkan laporan dari World Economic Forum (2023), 63% karyawan merasa lebih puas dan tidak ingin kembali ke jadwal kerja lima hari setelah mencoba sistem ini.


3. Pekerjaan yang Dapat Didukung oleh Kecerdasan Buatan

Diperkirakan bahwa kecerdasan buatan akan mengambil alih beberapa tugas administratif. Namun, kecerdasan buatan juga membuka kesempatan baru di area analisis data, kreativitas, serta otomatisasi proses bisnis.

Pengaruh Sosial dan Ekonomi dari Perubahan Pola Kerja


Transportasi → pemanfaatan transportasi umum mengalami penurunan
Permintaan ruang kantor mengalami penurunan yang signifikan.

Ekonomi daerah → pertumbuhan usaha kafe, ruang kerja bersama, serta kota tujuan wisata kerja.

Berdasarkan laporan dari Brookings Institution (2022), perubahan dalam cara kerja ini juga mempengaruhi karakter kota: pusat kota menjadi kurang padat, sedangkan daerah pinggiran menjadi lebih dinamis.



Click to comment