-->

Type something and hit enter

On
advertise here

 

Tanaman Ini Cocok Dampingi Vetiver (Akar Wangi) dalam Cegah Longsor

Longsor di kabupaten Sukaraj provinsi Bogor pada awal tahun 2020 memicu perdebatan tentang penanaman vetiver atau akar wangi di daerah rawan longsor untuk kesiapsiagaan bencana. Menurut Dosen Kehutanan IPB University, bagaimanapun, menurut Irdika Mansur, penanaman akar wangi harus dilakukan dengan teknik agroforestry. Artinya, sistem penggunaan lahan (pertanian) yang menggabungkan pohon dan tanaman agar menguntungkan secara ekonomi dan lingkungan.

Menurut direktur Seameo Biotrop, memilih jenis tanaman dan teknik budidaya yang tepat dapat mengurangi risiko erosi, longsor, dan banjir. Ada beberapa tanaman esensial yang dapat ditanam di agroforestry dan dikombinasikan dengan akar wangi, seperti kayu putih, kenanga, pala, dan serai wangi. Kombinasi ini secara signifikan mengurangi erosi dan menghindari risiko banjir dan tanah longsor.

Daun kayu putih dapat dipanen empat tahun setelah tanam dan disuling menjadi minyak kayu putih. Pohon Iran mulai berbunga dua sampai empat tahun setelah tanam. Bunganya dipanen dan disuling untuk membuat minyak kenanga (bahan baku parfum yang mahal). Pohon pala sudah dikenal warga Bogor. Bijinya bisa dijual langsung, atau minyak dan ampasnya bisa dibuat minuman dan manisan. Sebuah pohon pala membutuhkan waktu lima tahun untuk berbuah.

“Daun serai wangi dipanen enam bulan setelah tanam, panen berikutnya dilakukan setiap tiga bulan. Daun serai wangi disuling menjadi minyak serai wangi dan ampas hasil penyulingan Daun serai dapat digunakan untuk menghasilkan jamur yang dapat dimakan seperti jamur tiram dan jerami jamur. Potongan daun serai juga bisa digunakan sebagai pakan ternak. Serai tidak memiliki akar yang dalam, sehingga untuk memperkuat lereng perlu ditanam garis-garis birch (akar akar wangi) sejajar dengan garis kontur. Vertivergrass subur dan berakar dalam. Serai ditanam di antara baris vertibar. Kaliandra juga dapat ditanam di jalur bar birch. Kayunya dipanen untuk menyuling tanaman penting, daunnya digunakan untuk pakan ternak, dan bunga kaliandra digunakan untuk mendukung peternakan lebah.

Tanaman-tanaman ini tidak memerlukan pengolahan tanah yang intensif. Sedangkan harga minyak-minyak atsiri yang dihasilkan sangat mahal dan merupakan komoditas ekspor. Oleh karena itu, penanaman tanaman-tanaman atsiri dapat mengembangkan daerah pasca bencana banjir dan longsor menjadi tujuan wisata aromatik atau wisata atsiri.

“Wisatawan dapat berfoto, panen daun atau bunga, menyuling minyaknya atau meramu parfum dari beberapa minyak atsiri alami tersebut. Budidaya tanaman atsiri dengan pola agroforestri akan membuat alam lebih tenang karena pada musim hujan, air hujan meresap ke tanah secara alami dan di musim kemarau sumur-sumur dan sungai tetap berair. Budidaya tanaman atsiri juga memberi pendapatan yang tinggi kepada petani. Alam tenang, petani pun senang,” ujarnya.

Click to comment